Pelari jarak jauh Kenya Agnes Tirop dilaporkan meninggal dunia dalam usia 25 tahun, menurut pernyataan Atletik Kenya (AK) pada Rabu (13/10/2021). Agnes Tirop mewakili negaranya sebagai atlet Olimpiade Tokyo baru baru ini. Menurut badan atletik negara itu, Tirop ditemukan tewas di rumahnya di Iten.
Dia diduga tewas ditikam. Laporan lokal menyatakan Tirop ditemukan tewas dengan luka tusuk di perutnya. Atletik Kenya mengatakan masih bekerja untuk menggali lebih banyak detail seputar kematiannya.
Agen Tirop, Gianni Demadonna, juga mengonfirmasi kematiannya melalui email ke CNN. Badan Atletik Kenya tidak segera tersedia untuk komentar lebih lanjut ketika dihubungi oleh CNN. Atlet berusia 25 tahun ini memenangkan medali perunggu di 10.000 meter di Kejuaraan Dunia 2017 dan 2019. Dia finis di urutan ke 4 di 5.000 meter di Olimpiade Tokyo.
Bulan lalu, Agnes Tirop membuat sejarah dengan 28 detik lebih cepat dari rekor dunia lama khusus wanita untuk 10 km, di acara Adizero Road To Records di Jerman. Tirop selesai dalam waktu 30:01 memecahkan rekor sebelumnya 30:29, yang dibuat oleh Maroko Asmae Leghzaoui pada 2002. Setelah balapan, dia berkata: "Saya sangat senang telah memecahkan rekor dunia. Saya merasa kecepatannya bagus. Jalurnya juga sangat bagus."
Pada Kejuaraan Lintas Negara Dunia IAAF 2015, Agnes Tirop menjadi peraih medali emas termuda kedua dalam perlombaan wanita setelah Zola Budd. Badan Atletik Kenya mengatakan negara itu "kehilangan permata yang merupakan salah satu raksasa atletik yang paling cepat berkembang di panggung internasional, berkat penampilannya yang menarik." Presiden Kenya Uhuru Kenyatta juga memberikan penghormatan, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Ini meresahkan, sangat disayangkan dan sangat sedih bahwa kita kehilangan seorang atlet muda dan menjanjikan pada usia muda 25 tahun.”
Menurut Kenyatta, Agnes Tirop telah memberikan banyak kejayaan bagi negaranya melalui prestasinya di panggung atletik global, termasuk di Olimpiade Tokyo 2020 tahun ini, di mana dia menjadi bagian dari tim Kenya di Jepang. Kepala polisi Elgeyo Marakwet County Tom Makori mengatakan pihaknya sedang mencari suami Tirop untuk diinterogasi. Keluarga korban kepada polisi melaporkan bahwa suaminya sempat menelepon mereka sambil menangis dan meminta pengampunan Tuhan atas perbuatannya.
“Ada pesan dari keluarga suaminya,” kata Makori. Tirop yang berusia 25 tahun ditemukan tewas di rumahnya di Iten di Kenya barat, sebuah kota yang terkenal sebagai pusat pelatihan pelari jarak jauh. Media Kenya melaporkan dia ditemukan dengan luka tusuk di perut dan lehernya. Mobil Tirop yang diparkir di luar rumah terlihat hancur.
Kaca depan dan jendelanya pecah. Polisi menduga mobil itu dihancurkan oleh suaminya setelah pertengkaran rumah tangga sebelum dia terbunuh. Dinas Kepolisian Nasional Kenya mengatakan Tirop adalah korban dari "kejahatan keji" dan polisi menjanjikan "penyelidikan yang cepat dan komprehensif."
Federasi Pelari Kenya sebelumnya mengatakan Tirop diduga ditikam oleh suaminya, tetapi pihaknya masih berupaya mengungkap rincian insiden tersebut. “Kenya telah kehilangan permata,” kata seorang atlet Kenya. Mantan juara Olimpiade ganda dan presiden Atletik Dunia Sebastian Coe memimpin penghormatan dari olahraga tersebut, menggambarkan Tirop sebagai salah satu pelari jarak jauh wanita terbaik dunia selama enam tahun terakhir.
Dia menambahkan bahwa kematian Tirop menjadi pukulan bagi seluruh komunitas atletik. "Athletics telah kehilangan salah satu bintang mudanya yang paling cemerlang dalam keadaan yang paling tragis. "Ini adalah pukulan yang mengerikan bagi seluruh komunitas atletik, terutama untuk keluarganya, teman temannya dan Atletik Kenya dan saya mengirim ucapan belasungkawa yang paling tulus," tambahnya.
Presiden Komite Olimpiade Internasional, Thomas Bach, memanggil Tirop sebagai atlet muda yang memiliki bakat dan cemerlang. Bakat yang ia miliki memberi harapan dan inspirasi bagi begitu banyak orang. Sementara itu, sponsor atlet Adidas mengatakan, warisan Tirop akan selamanya hidup dalam ingatan kita.
Michel Boeting, yang merupakan agen olahraga untuk banyak pelari terkemuka Kenya, membagikan cuitan di Twitter. Kami tidak akan pernah lagi melihat gaya lari yang agung itu. Kami tidak akan pernah lagi melihat Anda mengangkat tangan dalam perayaan." "Tapi yang terburuk adalah kami tidak akan pernah melihat senyum indahmu lagi. Kamu hebat. Senang mengenalmu, " tulisnya.